Entri Populer

Kamis, 20 Januari 2011

Penanganan Limbah

Penanganan Limbah

Kegiatan yang dilakukan manusia banyak menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan.

Berdasarkan komponen penyusunnya limbah dibedakan menjadi dua jenis yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik adalah yang mudah diuraikan dalam proses alami karena terdiri dari bahan-bahan organik yaitu limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Limbah organik adalah sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun.

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh alam atau dapat diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama karena berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral, minyak bumi atau dari proses industri. Contoh botol, plastik dan kaleng.

Penanganan Limbah Organik
Limbah organik dapat dimanfaatkan, baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung karena memerlukan proses terlebih dahulu yaitu proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas).

Makanan Ternak

Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Di indonesia, sampah organik berupa sayur-sayuran (contohnya kubis, selada air dan sawi) biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selain untuk hewan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak. Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam ternak.

Pengomposan (Composting)

Pengomposan merupakan upaya pengolahan limbah dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses ini adalah bakteri, jamur , khamir dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar pertumbuhan organisme optimum diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembapan udara serta cukupnya kandungan oksigen.
Sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain
  1. Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
  2. Bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli)
  3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal)
  4. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan.

Biogas

Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukkan sampah organik secara anaerobik. Bahan bakunya dapat di ambil dari kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain:
  1. Mengurangi jumlah limbah.
  2. Menghemat energi.
  3. Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
  4. Nyala api bahan bakar biogas lebih terang atau bersih
  5. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

Penanganan Limbah Anorganik

Limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali memulai proses daur ulang. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang antara lain plastik, logam dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill, pembakaran (incineration) atau penghancuran (pulverisation).

Sanitary Landfill
Sanitary Landfill merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol denagn sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang tempat, kemudian dipadatkan dengan traktor. Selanjutnya sampah ditutup tanah. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan. Pada sanitary landfill juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Cara ini sangat menguntungkan karena menghilangkan polusi udara.

Pembakaran sampah

Sampah padat di bakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Namun, cara relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill yaitu sekitar tiga kali lipatnya.

Penghancuran (Pulverisation)
Pengancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi alat pelumat sampah. Sampah langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

Daur ulang Limbah Organik

Masyarakat indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan melakukan daur ulang, misalnya pemulungan sampah, usaha daur ulang di masing-masing rumah tangga dan pengomposan. Daur ulang merupakan salah satu cara untuk untuk mengolah sampah organik maupun anorganik menjadi benda-benda yang bermanfaat.
Daur ulang memiliki potensi yang besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengolahan  dan tempat pembuangan akhir sampah. Manfaat dari daur ulang adalah adanya produk hasil yang berguna.

Daur Ulang Kertas

Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas dapat berasal dari rumah tangga maupun industri, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran, pembungkus dan media cetak.
Sampah kertas dapat dimanfaatkan dengan cara didaur ulang. Kertas daur ulang memiliki sentuhan tekhnologi dan seni.

Kerugian Ekonomi akibat Pencemaran

Biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan limbah cair maupun limbah padat sangat besar. DI jakarta, berdasarkan data statistik tahun 1990, kerugian yang disebabkan pencemaran air ditaksir oleh Bank Dunia sekitar 300 juta dolar AS
Udara juga tidak luput dari pencemaran yang berat. Menurut Bank Dunia, biaya kesehatan karena pencemaran udara di jakarta sekitar 200 juta dolar AS per tahun. Kesehatan masyarakat akibat pencemaran udara menyebabkan meningkatnya kematian yang diakibatkan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Penyakit tersebut yaitu gangguan pernapasan dan kanker. Contoh tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa pembangunan yang tidak ramah lingkungan menyebabkan kerusakan lingkungan hidup semakin meningkat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar